Suara air itu berdenyar lagi
Dalam kesunyian air wudhu di perigi
Debu dan suara luruh dalam hening cuaca
Runtuh dalam gemuruh setiap detik peristiwa
Suara senyap itu berdentang lagi
Menabuh keriuhan malam hingga pagi
Karena tak ada yang sampai
Karena tak ada yang mendengar
Suara embun itu merinai lagi
Membekukan daun kenanga
Menyimpan setangkup cahaya
Pada daun pisang dibalik jendela
Lalu fajar itu datang lagi
Suara adzan menari dalam ribuan gelombang
Mengalir dari puncak menara Istiqlal
Runtuh pada sujud udara yang lengang
Dalam jiwa para hamba si musafir buta
Di kegelapan labirin dan belantara
Jakarta, 8 November 2016
(Maftuhah Jakfar)
Dalam kesunyian air wudhu di perigi
Debu dan suara luruh dalam hening cuaca
Runtuh dalam gemuruh setiap detik peristiwa
Suara senyap itu berdentang lagi
Menabuh keriuhan malam hingga pagi
Karena tak ada yang sampai
Karena tak ada yang mendengar
Suara embun itu merinai lagi
Membekukan daun kenanga
Menyimpan setangkup cahaya
Pada daun pisang dibalik jendela
Lalu fajar itu datang lagi
Suara adzan menari dalam ribuan gelombang
Mengalir dari puncak menara Istiqlal
Runtuh pada sujud udara yang lengang
Dalam jiwa para hamba si musafir buta
Di kegelapan labirin dan belantara
Jakarta, 8 November 2016
(Maftuhah Jakfar)
0 komentar:
Posting Komentar