:Bong Suwung
warung-warung kecil di tepi rel kereta
tak jemu mengukur bayangan senja
mencatat tanpa cacat
siapa yang datang dan pulang
perempuan-perempuan yang terpaksa
merelakan surganya demi beras atau nasi
langkah hidup dan hasrat api
agar tetap bersemi
bulan tak henti bersaksi
tentang gelas-gelas kopi yang mati
sebelum menuju ruang sunyi
setiap kaki yang pergi
tak pernah ia simpan dalam hati
perlukan kita cari nyala cahaya?
ketika seribu pikiran melayang-layang dalam remang
esok bulan akan terpanggang cahayanya sendiri
dalam enigma
(Nurul Ilmi Elbana)
warung-warung kecil di tepi rel kereta
tak jemu mengukur bayangan senja
mencatat tanpa cacat
siapa yang datang dan pulang
perempuan-perempuan yang terpaksa
merelakan surganya demi beras atau nasi
langkah hidup dan hasrat api
agar tetap bersemi
bulan tak henti bersaksi
tentang gelas-gelas kopi yang mati
sebelum menuju ruang sunyi
setiap kaki yang pergi
tak pernah ia simpan dalam hati
perlukan kita cari nyala cahaya?
ketika seribu pikiran melayang-layang dalam remang
esok bulan akan terpanggang cahayanya sendiri
dalam enigma
(Nurul Ilmi Elbana)
0 komentar:
Posting Komentar