Hujan sayup terdengar perih dalam desau angin dingin
daun-daun pucat, kata-kata mabuk kesedihan
dalam tubuh penyair kesepian
tertulis dalam resah di malam hening
Sajakku tentang kerinduan pada subur sawah masa lalu
Saat seluruh bunting padi menyemai dada petani
pesta panen raya menghampar di alun-alun malam
sesuatu yang mengendap dalam getah darahku
adalah kerlap kenangan, yang hancur oleh lolong
serigala yang beranak pinak dalam keranda purba
sejarah kadang tidak memihak manusia
Tunggulah hujan pudar dari bola mataku
Seajaib waktu yang melipat jarak dan kesenjangan
Kini, masihkah sawah dan gelisah bertukar kisah
Sedang ibu bumi menelan air mata kita sendiri
2014-2016
(Weni Suryandari)
daun-daun pucat, kata-kata mabuk kesedihan
dalam tubuh penyair kesepian
tertulis dalam resah di malam hening
Sajakku tentang kerinduan pada subur sawah masa lalu
Saat seluruh bunting padi menyemai dada petani
pesta panen raya menghampar di alun-alun malam
sesuatu yang mengendap dalam getah darahku
adalah kerlap kenangan, yang hancur oleh lolong
serigala yang beranak pinak dalam keranda purba
sejarah kadang tidak memihak manusia
Tunggulah hujan pudar dari bola mataku
Seajaib waktu yang melipat jarak dan kesenjangan
Kini, masihkah sawah dan gelisah bertukar kisah
Sedang ibu bumi menelan air mata kita sendiri
2014-2016
(Weni Suryandari)
0 komentar:
Posting Komentar