karena hujan baru turun sekali
dada bumi yang lapang masih mencari-cari puisi paling bernyali
untuk memanggil hujan datang
bertugas menyembuhkan bumi dari gersang
kalau tidak,
angin gagah dari utara akan menyambar
seluruh arah menghilang jadi samar
benih-benih menuntunmu jadi pembunuh
bukan pahlawan yang diharapkan datang
petani bukanlah gemawan yang bertapa
lalu moksa jadi hujan
;basah
bukan angin perindu
datang juga pergi semau waktu
petani hanyalah hamba
bermimpi tentang padi-padi menguning dan tembakauyang hijau
airnya mengalir dari bibir pagi hingga ceruk malam nanti
petani adalah sungai bawah tanah
mengalir deras dan lambat pada rongga dada musim
karena hujan baru turun sekali
aku bersiap meniup dupa di pinggir kali
menyogokkan doa-doa tak bersuara
sebentar lagi kemarau reda
Nurul Ilmi Elbana
dada bumi yang lapang masih mencari-cari puisi paling bernyali
untuk memanggil hujan datang
bertugas menyembuhkan bumi dari gersang
kalau tidak,
angin gagah dari utara akan menyambar
seluruh arah menghilang jadi samar
benih-benih menuntunmu jadi pembunuh
bukan pahlawan yang diharapkan datang
petani bukanlah gemawan yang bertapa
lalu moksa jadi hujan
;basah
bukan angin perindu
datang juga pergi semau waktu
petani hanyalah hamba
bermimpi tentang padi-padi menguning dan tembakauyang hijau
airnya mengalir dari bibir pagi hingga ceruk malam nanti
petani adalah sungai bawah tanah
mengalir deras dan lambat pada rongga dada musim
karena hujan baru turun sekali
aku bersiap meniup dupa di pinggir kali
menyogokkan doa-doa tak bersuara
sebentar lagi kemarau reda
Nurul Ilmi Elbana
0 komentar:
Posting Komentar