melangkah ke arah fajar, seonggok sunyi masih berdiri
meratapi sejarah sepi
berapa tahun engkau berdiri?
Tak pernah takut akan dihisap matahari
Jika hendak masuk, di depan pintu itu
Mata air tumbuh dari bibir para raja dan ratu
Basuhwajahkudengan penyesalan
rapuh segala dendam, musnah seluruh amarah.
dan pintu itu akan membukakan ponconiti
yang lama terkunci oleh tangan matahari
kita masuki dengan segala niat suci
apakah Potre Koneng yang sedang duduk di atas loteng?
memantau jalan surga yang telah punah penuh daun-daun tua berserak
kita tak perlu menghamburkan kata-kata
karena wajah dunia telah merekan seluruh jejak luka
*Labang Mesem (pintu tersenyum)
(Nurul Ilmi Elbana)
meratapi sejarah sepi
berapa tahun engkau berdiri?
Tak pernah takut akan dihisap matahari
Jika hendak masuk, di depan pintu itu
Mata air tumbuh dari bibir para raja dan ratu
Basuhwajahkudengan penyesalan
rapuh segala dendam, musnah seluruh amarah.
dan pintu itu akan membukakan ponconiti
yang lama terkunci oleh tangan matahari
kita masuki dengan segala niat suci
apakah Potre Koneng yang sedang duduk di atas loteng?
memantau jalan surga yang telah punah penuh daun-daun tua berserak
kita tak perlu menghamburkan kata-kata
karena wajah dunia telah merekan seluruh jejak luka
*Labang Mesem (pintu tersenyum)
(Nurul Ilmi Elbana)
0 komentar:
Posting Komentar