Kembali
melintas jalan-jalan
menyusur lorong-lorong
beberapa jenak di kotamu
menghidupkan lagi siluetmu
melenggang saling merapatkan ngan
dadaku menghangat serempak
pijar ini saling bertukar tatap
gelegak hasrat tak terkatakan
Lalu,
menyinggahi tempat dulu bertemu
lewati trotoar abu-abu
sesaat kembali mengenangmu
pada senja di terminal berharap jumpa
rautmu berselang-seling meningkah imaji
mengarus bersama helaan nafas
terlebur dalam aliran darah
rindu ini meruah memenuhi ruang angkasa
inginku berputar kembali ke situ
ah,..
seperti,
romantisme tak berujung
Pulang,
melabuh rindu dikotamu
memungut cerita berdurasi cepat
menata ulang kolase yang berserak
menghimpun kembali dua rasa yang tak teruraikan
nyatanya semakin indah bertalamkan kerelaan
sendiri, tanpamu
beguni ,caraku mengingatmu
Adinda,
kutemukan kotaku seperti kedaimu itu
memang tak serupa
tak ada hamparan petak-petak kebun teh berpucuk baru
tanpa kepul harum kopi diseduh
tiada pula kudapan sepinggan terhidang menggairahkan
namun kurasakan di rengkuh
kau hadir memeluki kami
menyusup suluh sambil terang menegasi
aku dan dia tak sendiri berkenangan
ada banyak jiwa-jiwa lain yang serupa
Sumenep, Februari 2016
(Nok Ir)
melintas jalan-jalan
menyusur lorong-lorong
beberapa jenak di kotamu
menghidupkan lagi siluetmu
melenggang saling merapatkan ngan
dadaku menghangat serempak
pijar ini saling bertukar tatap
gelegak hasrat tak terkatakan
Lalu,
menyinggahi tempat dulu bertemu
lewati trotoar abu-abu
sesaat kembali mengenangmu
pada senja di terminal berharap jumpa
rautmu berselang-seling meningkah imaji
mengarus bersama helaan nafas
terlebur dalam aliran darah
rindu ini meruah memenuhi ruang angkasa
inginku berputar kembali ke situ
ah,..
seperti,
romantisme tak berujung
Pulang,
melabuh rindu dikotamu
memungut cerita berdurasi cepat
menata ulang kolase yang berserak
menghimpun kembali dua rasa yang tak teruraikan
nyatanya semakin indah bertalamkan kerelaan
sendiri, tanpamu
beguni ,caraku mengingatmu
Adinda,
kutemukan kotaku seperti kedaimu itu
memang tak serupa
tak ada hamparan petak-petak kebun teh berpucuk baru
tanpa kepul harum kopi diseduh
tiada pula kudapan sepinggan terhidang menggairahkan
namun kurasakan di rengkuh
kau hadir memeluki kami
menyusup suluh sambil terang menegasi
aku dan dia tak sendiri berkenangan
ada banyak jiwa-jiwa lain yang serupa
Sumenep, Februari 2016
(Nok Ir)
0 komentar:
Posting Komentar