Home » » Selamat Malam Sang Penyair

Selamat Malam Sang Penyair

( I )

Sang,
bersama musim
tergema melodis ritmis
hujanmu merinai perlahan
menjarum tajam
meniup wajah ayu
basahi kelopak mata haru
menggelapkan pelangi sesungging senyumku

Sang...
tergetarkankah sedikit batinmu
membaca lagi selukis warna senja
ketika kita bersalut gelora
janji jumpa di terminal biru
pada romansa remajaku
saat kulayangkan selarik kata
di selemabar itu
berpuluh tahun silam

: Selamat malam , sang penyair...

( II )

Sang,
sambutlah
kelam telah datang
bertandang pada kita
menyuguhkan upeti sejuta puisi
tersemat di masing-masing hati
mari, kemarila
kita melanglangi lagi bersama angan
di segugus mega-mega romansa
menyusup seru di bilahan rindu

tak lagikah kau ingat
katamu, seperti itulah atma
sarat renjana
menyisir rasa bertandan-tandan
memilin kelu segumpalan
mengucur peluh melandung utuh
bahkan memerah derai airmata
bukan sekedar tawa renyah
atau rekah gempita ria
tak juga cuma setaman bunga

katamu pula,
begitulah ia
mengajarkan kita
memeluki yang sejatinya

( III )

Sang,
musim telah menyingsing
meipat jarak, melangkahi waktu
hingar dan riuh menjadi satu
mayapada semakin mempesona
ketika rembulan menyunting matahari
berbekal untaian reranting gering
berupa ingatan meruncing

Nyatanya,
musim terlampaulekas bergulir
selagi masih kuisyaratkan benih
rembulan berharap cepat menuaipendar
matahari enggan lelah terpanggang
gerhana telah lebih dulu mengadu
saling menantang , menyabung keinginan
memilih reda sebagai sandarannya

Sang,
jumpa  itu berakhir jeda
membentang menciptakan luka
menyisakan nyeri sendiri
menyamarkan pikatan
hingga menjurang dalam
lalu,
seraut selasar mengikis sadarku satu persatu
senja-senja berubah beda
jingganya tak lagi bisahanya serupa  kunikmati
dipujamu hanya serupa desau mati
perihal rindupun telah menjadi tabu

( IV )

Sang,
tak ada lagi kita
kini telah berupa dua belah jiwa
hanya ada :
    beda
    culas
    lerai
    senyap
    dan sendiri

Sang,
kini panggung milikmu sejati
berkuasalah selapang impian
skenariokan seperti segala  keinginan
bentangkan layar sepenuh beberan
tak kan lagi ku turut membintangi
Sang,
tentang rindu itu
tak akan lagi kugenapkan
seperti rakitan awal
akan tetap terbiar dalam kenangan

Sumenep, April 2016


(Nok Ir)












Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

++++++
 
Fõrum Bias : Jalan Pesona Satelit Blok O No. 9 Sumenep, Jawa Timur; email: forumbias@gmail.com
Copyright © 2016. Perempuan Laut - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger