Sketsa 1
Gemerincing riak mentari
Membias tawa bocah - bocah bermimpi
Tentang senyum pangeran dan permaisuri
Dalam lukisan kastil bewajah peri
Sketsa 2
Janji di simpangan rasa
Telah tercuri hati ataukah menghianati ?
Memakna - maknai sesuatu yang diindahkan
oleh rupa warna warni
Sepenggal senyum perihpun membingkai di senja kini
Sketsa 3
Derap senyap menyengat
Merangkul lelah untuk segenggam harap
Yang tak sempat pula kau taburkan
Dalam resah mimpi - mimpimu yang pengap
Kawan,
Bukan musafir yang merindu pulang
Namun ia telah terpilih dalam permainan malam
Yang tak mau memberi jalan pulang
Dalam lelap yang merayap, Taman selalu menjadi saksi yang tak pernah henyap
Kiranya,
30/12/2009
(Linda Autaharu)
Gemerincing riak mentari
Membias tawa bocah - bocah bermimpi
Tentang senyum pangeran dan permaisuri
Dalam lukisan kastil bewajah peri
Sketsa 2
Janji di simpangan rasa
Telah tercuri hati ataukah menghianati ?
Memakna - maknai sesuatu yang diindahkan
oleh rupa warna warni
Sepenggal senyum perihpun membingkai di senja kini
Sketsa 3
Derap senyap menyengat
Merangkul lelah untuk segenggam harap
Yang tak sempat pula kau taburkan
Dalam resah mimpi - mimpimu yang pengap
Kawan,
Bukan musafir yang merindu pulang
Namun ia telah terpilih dalam permainan malam
Yang tak mau memberi jalan pulang
Dalam lelap yang merayap, Taman selalu menjadi saksi yang tak pernah henyap
Kiranya,
30/12/2009
(Linda Autaharu)
0 komentar:
Posting Komentar