Petang yang remang, aromamu membentuk bayang
1)
Seorang lelaki menulis puisi untuk kekasihnya
Tentang kenangan sekental rasa kopi arabica
di lidah para pecinta, ketika asmara penuhi dada
2)
Pelukan hangat mengaliri urat-urat malam,
menggeluti kesepian dalam jeda pertemuan
dan puisi cinta yang likat menarikku seketat
penutur pujangga pemuja keluhuran samadi suci
3)
Kita tak tahu, aroma bunga atau buahkah yang berjaga-jaga
Seperti pikiran yang menyelinap tentang bulan tembaga
Saat kafein menyesap di kepala, metafora bunga kastuba
bermekaran sepanjang taman puisi
4)
seharum bubuk kopi, semanis itulah perjalanan kenangan
Saat dingin cuaca, kucari bayangmu dalam secangkir kopi
bersama ciuman yang terlukis dalam udara petang
2016
Weni Suryandari
1)
Seorang lelaki menulis puisi untuk kekasihnya
Tentang kenangan sekental rasa kopi arabica
di lidah para pecinta, ketika asmara penuhi dada
2)
Pelukan hangat mengaliri urat-urat malam,
menggeluti kesepian dalam jeda pertemuan
dan puisi cinta yang likat menarikku seketat
penutur pujangga pemuja keluhuran samadi suci
3)
Kita tak tahu, aroma bunga atau buahkah yang berjaga-jaga
Seperti pikiran yang menyelinap tentang bulan tembaga
Saat kafein menyesap di kepala, metafora bunga kastuba
bermekaran sepanjang taman puisi
4)
seharum bubuk kopi, semanis itulah perjalanan kenangan
Saat dingin cuaca, kucari bayangmu dalam secangkir kopi
bersama ciuman yang terlukis dalam udara petang
2016
Weni Suryandari
0 komentar:
Posting Komentar