1)
Deras hujan di jalanan, suara tangis samar dari bibir kamar
Terbakar rindu berlompatan dari mata bayang bayang
Sekejap aku menjelma abu merepih dalam bara yang
Kau nyalakan dari menit ke menit, siang dan malam
2)
Angin yang tiris menembus tubuhku setipis
keinginan memeluk kenyataan dalam tangis
Aku gagal mengusir letupan hasrat dari dalam dada
Sedang luka itu semakin tebal, membentuk
daging di bawah jangat musim hujan
3)
Matahari sibuk membuktikan siapa yang kekal
dalam ingatan. Sedang kenangan begitu bebal
dalam kubangan luka, tertusuk duri-duri mawar,
debar demi debar
2016
(Weni Suryandari)
Deras hujan di jalanan, suara tangis samar dari bibir kamar
Terbakar rindu berlompatan dari mata bayang bayang
Sekejap aku menjelma abu merepih dalam bara yang
Kau nyalakan dari menit ke menit, siang dan malam
2)
Angin yang tiris menembus tubuhku setipis
keinginan memeluk kenyataan dalam tangis
Aku gagal mengusir letupan hasrat dari dalam dada
Sedang luka itu semakin tebal, membentuk
daging di bawah jangat musim hujan
3)
Matahari sibuk membuktikan siapa yang kekal
dalam ingatan. Sedang kenangan begitu bebal
dalam kubangan luka, tertusuk duri-duri mawar,
debar demi debar
2016
(Weni Suryandari)
0 komentar:
Posting Komentar