Akhirnya aku harus terpaksa mengerti
Tentang aku dan dia, dia dan kau, kau dan aku
Tentang pertemuan dan akhir dari segala meski belum tamat
Akhirnya aku harus mengerti
Bahwa pertemuan dan perpisahan adalah alasan waktu
Dan aku serupa bunga kuncup yang tiba-tiba berkembang lalu seketika gugur tanpa sebab
Dan kedatangan (dia-kau)
Telah menjadikan senja bunting dengan keemasan yang memerah serupa matamu yang berlinang dusta
Dalam tatapku, gaduh matamu, ramai gemelap bintang dilidahmu adalah luka bagi segenap luka
Melintasi tanjakan yang menikung
Bukan sekedar ihwal garis patah-patah memutih yang berjejer
Bukan sekadar alasan kenapa matamu dan mataku beradu
Bukan karena bibirmu dan bibirku
Bukan karena pipimu dan pipiku
Bukan karena lenganmu dan pinggulku
Tapi waktu
Serupa gelas-gelas anggur yang kau minum
Kau mabuk padaku
Dan aku telah habiskan beberapa botol namun aku tetaplah aku
Sumenep, 5 Januari 2015
(Benazir Nafilah)
0 komentar:
Posting Komentar