Tampilkan postingan dengan label Puisi Maftuhah Jakfar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi Maftuhah Jakfar. Tampilkan semua postingan

Fragmen Warna

Minggu, 26 Februari 2017

Sepekat inikah rindu
Yang selalu menghempas karang dan batu
Serahasia inikah belantara
Menyimpan teka teki sembilu waktu

Rindu dan sembilu
Adalah fragmen warna
Di kebiruan samudera

Jakarta, Desember 2015

(Maftuhah Jakfar)
Seterusnya.. | komentar

Rindu Ilalang I

Minggu, 22 Januari 2017

 Ayahku tersayang Mohammad Jakfar

Di ladang jagung
Aku yg kecil
Berlarian seperti kupu-kupu
Bunga ilalang itu kau hadiahkan padaku
Di antara pohon jagung yg mulai berbunga
Dan senyummu kala itu
Terus menyala dalam dadaku

Lalu aku tidak kecil lagi, Ayah
Tetap saja kau hadiahkan bunga doa
berbaris-baris di cakrawala
Dalam suaramu yang tetap perkasa
Wangi fatihahku selalu..

Jakarta, Mei 2016



Maftuhah Jakfar


Seterusnya.. | komentar

Nurun Ala Nur *)

Selasa, 17 Januari 2017

Pada ceruk cahaya
Ayat-ayatmu menyala
Bintang kejora dalam tabung kaca


Ayat-ayatmu luruh, runtuh, gemuruh
Ranting-ranting patah seluruh
Menjadi gemerincing cahaya


Nurun ‘ala nur
Lapisan cahaya, lapisan matahari
Lapisan antariksa, lapisan cakrawala
Tujuh lapis anak tangganya serupa fatamorgana


Bila Musa saja takluk di kaki Thursina
Dalam tajalli_Mu
Maka segala seumpama laron yang hancur tanpa abu
Sebelum sampai pada anak tangga pertama
Wahai Engkau yang Maha


Nurun ‘ala nur
Setangkup puisi di hatiku
Bergelora


*) Nurun ‘ala nur: ayat QS: An Nur 35


(Maftuah Jakfar)

Seterusnya.. | komentar

Deru Campur Pilu

Sabtu, 31 Desember 2016

Langit selalu kelam
Pada mata yang baru saja ditinggalkan
Mata yang di dalamnya penuh riuh gaduh suara perih kematian
Mata yang menyimpan labirin rahasia bertikungan
Membuncah air mata dalam redup dan nyaris padam
O, yang pergi dan tak kembali
Mandilah cahaya engkau di sana
Ini dari kami
Doa campur deru campur pilu
Bergemuruh dalam yasin dan tahlil
Merambat pada tanah dan bebunga
Berdesir, mengalir, mengambang, melesat
Dan  memayungimu hingga di surga

Bila sudah sampai
Sejatinya  kehidupan yang baru sedang dimulai

Jakarta, 8 November 2016


Maftuhah Jakfar
Seterusnya.. | komentar

Mosaik Suara

Rabu, 28 Desember 2016

Suara air itu berdenyar lagi
Dalam kesunyian air wudhu di perigi
Debu dan suara luruh dalam hening cuaca
Runtuh dalam gemuruh setiap detik peristiwa

Suara senyap itu berdentang lagi
Menabuh keriuhan malam hingga pagi
Karena tak ada yang sampai
Karena tak ada yang mendengar

Suara embun itu merinai lagi
Membekukan daun kenanga
Menyimpan setangkup cahaya
Pada daun pisang dibalik jendela

Lalu fajar itu datang lagi
Suara adzan menari dalam ribuan gelombang
Mengalir dari puncak menara Istiqlal
Runtuh pada sujud udara yang lengang
Dalam jiwa para hamba si musafir buta
Di kegelapan labirin dan belantara

Jakarta, 8 November 2016





(Maftuhah Jakfar)
Seterusnya.. | komentar
++++++

Solilokui

Sekilas Penyair

Marlena
 
Fõrum Bias : Jalan Pesona Satelit Blok O No. 9 Sumenep, Jawa Timur; email: forumbias@gmail.com
Copyright © 2016. Perempuan Laut - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger