Tampilkan postingan dengan label Puisi Tamu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi Tamu. Tampilkan semua postingan

Ibu

Sabtu, 12 Agustus 2017

Sajak D. Zawawi Imron

kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting
hanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir

bila aku merantau
sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan
lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar

ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku di sini
saat bunga kembang menyemerbak bau sayang
ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
aku mengangguk meskipun kurang mengerti

bila kasihmu ibarat samudra
sempit lautan teduh
tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu ibu, yang akan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu

bila aku berlayar lalu datang angin sakal
Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal

ibulah itu, bidadari yang berselendang bianglala
sesekali datang padaku
menyuruhku menulis langit biru
dengan sajakku


1966



Seterusnya.. | komentar

Cahaya Perempuan Luka

Sajak Syaf Anton Wr

kubangunkan cahaya untukmu
agar kau berkaca seraya menghitung hari
sambil menuai mimpi yang tak berakhir
meski kau runtuhkan langit

lukamu yang satu, biarkan menganga
biarkan ornamen hidup menyusup didalamnya
karena lukamu adalah bara
yang akan membakar bumi ini

kisah luka telah menjadi sejarah nenek moyang
yang pernah kau sapa dalam rahim ibu
kisah luka akan selalu mendera para pengeja   
perempuan-perempuan perkasa

ada bentuk yang tak tampak
dari helaan nafas panjang kaum penista
dan mengabarkan hiruk pikuknya kota
kota yang menggilas peradaban ini
sampai tubuhmu renta

pekabaran malam telah kusingkapkan  untukmu
dan kualirkan darah untuk basuhmu
lalu biarkan langit bergerai
agar kau lebih tampak dalam warna cahaya
cahaya perempuanmu

2016
Seterusnya.. | komentar

Negeri Perempuan

Rabu, 09 Agustus 2017

 Sajak Syaf Anton Wr

wahai perempuan-perempuanku, mari bersijingkat
menuju negeri asing


hari ini adalah ulang tahunmu pertama
ketika kau menggerus nasib jadi noktah
ketika kau menghampar laut jadi ombak
ketika kau menggerai langit jadi bintang
ketika kau mengumbar nafsu jadi nanah


perempuan-perempuanku, helakan nafasmu
lepaskan baju kutangmu, dan bentangkan di dermaga
lalu jadikan mercuar bagi pelaut yang tersesat
dan biarkan mereka lahap menikmati nafas-nafasmu


perempuan-perempuanku, yang kini merenda waktu
sebelum kau kembali ke negeri asalmu
sematkan bunga untuk para lelaki
yang tak pernah mengerti
bahwa tubuhmu adalah jaman
yang akan terus menjadi kesintalan negeri ini
karena kau adalah tonggak waktu
yang melahirkan banyak mesiu


perempuan-perempuanku, segeralah dandani diri
biarkan dadamu mengambang dalam angan
karena lelaki akan segera menyergapmu
dan  akan melahirkan mesiu baru


2015   
 


Seterusnya.. | komentar
++++++

Solilokui

Sekilas Penyair

Marlena
 
Fõrum Bias : Jalan Pesona Satelit Blok O No. 9 Sumenep, Jawa Timur; email: forumbias@gmail.com
Copyright © 2016. Perempuan Laut - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger